Rabu, 25 Mei 2011

Mengenal Cara Kerja LIE DETECTOR

Penggunaan teknologi canggih di bidang penegakan hukum, semisal LIE DETECTOR untuk mengungkap tingkat kebohongan tersangka, membuat kita semua bertanya-tanya bagaimana cara kerjanya.

Nah ane tertarik mengulas bagaimana prinsip kerja alat tersebut. Terdapat dua jenis pencatat kebohongan ini, yang berupa digital yang sudah terkomputerisasi dan ada yang berupa sebuah papan mesin portabel.
Orang-orang berbohong dan menipu orang lain karena berbagai alasan. Paling sering, BERBOHONG adalah mekanisme pertahanan yang digunakan untuk menghindari masalah dengan hukum, atasan atau figur otoritas. Terkadang, Anda dapat mengetahui bahwa seseorang itu berbohong, tetapi lain waktu mungkin tidak begitu mudah. Polygraphs, atau yang biasa disebut “detektor kebohongan/lie detector” adalah alat yang memantau seseorang melalui reaksi fisiologis.

LIE DETECTOR Digital
LIE DETECTOR Portabel

Tampak bagian jari jari orang yang di tes
di pasangi sebuah sensor yang terhubung ke mesin

Sebuah instrumen poligraf pada dasarnya adalah kombinasi alat-alat medis yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dalam tubuh. seseorang akan ditanya tentang peristiwa atau kejadian tertentu, para pemeriksa (operator alat lie detector sekaligus biasanya seorang penyidik atau forensic psychophysiologist , tampak melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan dan aktivitas elektro-dermal (keringat, dalam kasus ini jari-jari) perubahan perbandingan tingkat normal.

Fluktuasi mungkin menunjukkan bahwa orang ini sedang menipu atau berbohong. Lie Detector mendeteksi adanya kebohongan dari sistem gelombang. Bila seseorang bohong maka gelombang akan bergetar cepat. Sebaliknya jika seseorang jujur, maka gelombang tidak bergetar dengan cepat dan tidak terdeteksi oleh Lie Detector.

Saat seseorang melakukan sebuah tes kebohongan, maka orang tersebut akan dipasangkan 4 sampai 6 sensor, dan dihubungkan dengan sebuah gambar grafik yang menunjukkan hasil-hasil dari pertanyaan yang diajukan. Sensor sensor tersebut biasanya merekam aktifitas seperti yang disebutkan diatas. Kadang-kadang poligraf juga akan mencatat hal-hal seperti gerakan lengan dan kaki.

Ketika tes poligraf dimulai, sang investigator atau penanya akan memberi 3-4 pertanyaan yang simpel dan sederhana dengan jawaban yang diketahui dengan tujuan untuk membentuk suatu fisiologis “dasar”. setelah itu beranjak ke pertanyaan berat yang kemudian indikatornya bisa ditampilkan dalam sebuah grafik naik turun mirip sebuah seismograph pencatat gempa.


KETERANGAN GAMBAR:

Tampak diagram yang ditampilkan dalam bentuk garis garis yang menandakan alur pernafasan kita (respiration rate).

Line kedua adalah bagaimana kondisi ujung jari kita saat tes berlangsung (mengcakup keringat yang ada di jari) dan line ketiga adalah kondisi tekanan darah pada saat pemeriksaan.

Tampak diatas sensor-sensor juga dipasang
di sekitar dada dan lengan
untuk mendeteksi nadi dan jantung
Berikut sensor-sensor yang terpasang ke tubuh kita saat melakukan sebuah tes kebohongan:

1. SENSOR RESPIRATORY RATE (Pneumographs)

Berwujud tabung karet yang berisi udara dan di ikatkan mengelilingi area perut/dada. Ketika dada atau otot-otot perut mengembang, udara di dalam tabung dipindahkan dalam bentuk grafik pada layar. Tanda di kertas bergulir jika subjek mengambil napas. Poligraf digital juga menggunakan Pneumographs, tetapi menggunakan Transduser untuk mengubah energi udara yang dipindahkan ke sinyal elektronik.

2. SENSOR TEKANAN DARAH

Sebuah alat pengukur tekanan darah ditempatkan sekitar lengan (mirip alat tes tekanan darah pada medis). Alat ini mencatat perubahan-perubahan dalam tekanan darah dan dengan sebuah alat data tersebut dikirim dan dimunculkan dalam Grafik.

3. GALVANIC SKIN RESISTANCE (GSR)

Ini juga disebut pencatat aktivitas elektro-dermal dan pada dasarnya adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda (di pasang 2 sensor di ujung jari anda). Ujung jari adalah salah satu daerah yang paling berpori pada tubuh dan indikasinya adalah jika kita berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan alami muncul disaat orang berbohong. Fingerplates yang disebut galvanometers, melekat pada dua dari jari-jari subjek. sensor ini mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik. Ketika kulit terhidrasi (seperti keringat), itu menghantarkan listrik jauh lebih mudah daripada saat kering dan semua data data ini tercatat pula di grafik.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Lie_detection
  2. http://kabaena.forumplatinum.com/t499-mengenal-cara-kerja-lie-detector
  3. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7801908

Rahasia di Balik Sidik Jari



Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Jika di dunia ini hidup 6 miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya. Karena keunikannya tersebut, sidik jari dipakai oleh kepolisian dalam penyidikan sebuah kasus kejahatan (forensik). Makanya pada saat terjadi sebuah kejahatan, TKP akan diclear up dan dilarang bagi siapa saja untuk masuk karena dikhawatirkan akan merusak sidik jari penjahat yang mungkin tertinggal di barang bukti yang ada di TKP.


Ada tiga jenis sidik jari yaitu Whorl (lingkaran), Loop (sangkutan) dan Arch (busur). Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.

Ilmu yang mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati.

Uniknya lagi, sidik jari dapat pula dijadikan panduan mengidentifikasi bagaimana potensi seseorang, jadi sebenarnya kita bisa mengetahui bakat atau potensi kita sehingga kita bisa mengakomodasikan potensi kita untuk jenis pekerjaan apa yang paling cocok dengan bakat kita tersebut. Cara identifikasi bisa dilakukan secara kasat mata dengan orang yang pakar di bidangnya, atau ada juga yang menggunakan sebuah alat khusus pembaca sidik jari (finger print reader) yang dihubungkan ke sebuah komputer bersoftware khusus yang kemudian menganalisa berdasarkan titik-titik yang menjadi acuan. Adapun yang bisa diidentifikasi adalah mengenai pengendalian logika seseorang, reflek serta perkembangan otak. 


4. Pola Dasar Sidik Jari, Whorl, Arch, Loop dan Triradius

Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan Triradius. Selain itu hanyalah variasi dari kombinasi keempat pola ini.

Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari.

Whorl
Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan di depan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl. Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah.

Cetakan Spiral dan Bulls-eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua memberikan sedikit lebih banyak fokus. Di mana pun di bagian tangan, Whorl menyoroti dan menekankan kepada daerah tertentu, menjadikannya sebuah wilayah fokus di dalam kehidupan subyek.

Arch
Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah.  Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch. Perhatikan setiap pola Arch menaik sangat tinggi.


Loop
Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula. Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan. Common Loop bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan. 

Loop Umum (Common Loop)
Tipe paling umum dari sidik jari adalah Common Loop. Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik.

Loop mengungkapkan seorang "pengikut" yang alami. Keinginan untuk memimpin orang lain lebih sering muncul, tapi bukan berarti setiap orang dengan Common Loop memiliki kemampuan untuk memimpin.

Loop Memusat (Radial Loop)
Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop (kadang-kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor Loop). Jika Common Loop menunjukkan campuran gaya-gaya lain, Radial Loop mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang sama sekali baru. Orang ini mempunyai ingatan visual yang tajam, mampu mengingat tidak hanya gambaran-gambaran, tapi juga tindakan-tindakan dan emosi-emosi yang menyertai gambaran-gambaran tadi. Seperti halnya semua tanda yang lain, Radial Loop berlaku bagi bidang apapun atau jari yang di atasnya ditemukan tanda itu.

Double Loop
Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan Dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan Double Loop sama seperti dengan Whorl-whorl yang lain, dengan perbedaan utama: Hingga kepribadian yang dikembangkan akan cenderung dengan kuat ke arah pernyataan yang dilebih-lebihkan, manipulasi, dan tindakan-tindakan bersifat subversif di dalam wilayah kehidupan. Sebagai contoh, seseorang dengan Double Loop pada kedua ibu jarinya mungkin di dalam awal kehidupannya menggunakan penipuan untuk membantu mewujudkan keinginan mereka terhadap yang lain. Pemilik garis tangan ini tertarik ke arah karier yang dramatis, yang dengan usaha biasa dapat diwujudkan dengan mudah.

Triradius
Triradius (juga disebut "Delta") dapat digunakan untuk menunjuk dengan tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat sebagai terpusat, kecenderungan, atau berpindah.
DAKTILOSKOPI
Ilmu yang mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa yunani yaitu dactylos yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati.

Tiga Macam Sidik Jari
Para pakar membagi sidik jari menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Visible impression (sidik jari yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan alat bantu)
  2. Laten impresion (sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat langsung tetapi harus menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih dahulu supaya dapat tampak lebih jelas)
  3. Plastic impresion (sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak seperti sabun, coklat, gemuk, permen)
Tiga Dalil Sidik Jari
Ada tiga dalil atau aksioma yang melandasi daktiloskopi yang dicetuskan oleh Sir Francis Galton (1822-1916), yaitu:
  1. Sidik jari setiap orang tidak sama.
  2. Sidik jari manusia tidak berubah selama hidup.
  3. Sidik jari dapat dirumuskan dan diklasifikasikan secara matematis.


PALMISTRY
Yang unik sidik jari dapat pula dijadikan panduan mengidentifikasi bagaimana potensi seseorang, jadi sebenarnya kita bisa mengetahui bakat atau potensi kita sehingga kita bisa mengakomodasikan potensi kita untuk jenis pekerjaan apa yang paling cocok dengan bakat kita tersebut.

Cara identifikasi bisa dilakukan secara kasat mata dengan orang yang pakar di bidangnya, atau ada juga yang menggunakan sebuah alat khusus pembaca sidik jari (finger print reader) yang dihubungkan ke sebuah komputer bersoftware khusus yang kemudian menganalisa nya berdasarkan titik titik yang menjadi acuan.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://terselubung.blogspot.com/2011/03/rahasia-di-balik-sidik-jari.html
  2. http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=150883
  3. http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=108795
  4. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8268403

Sekilas Tentang Tekanan Darah Rendah atau Hipotensi



Definisi hipotensi

Tekanan darah rendah atau hipotensi terjadi bila tekanan darah lebih rendah dari biasanya, yang berarti jantung, otak dan bagian tubuh lain tidak mendapatkan cukup darah.

Biasanya, seseorang disebut menderita hipotensi bila tekanan darahnya di bawah 90/60 mmHg . Namun hal itu tidak berlaku bagi setiap orang. Ada orang yang tekanan darah normalnya selalu rendah dan tidak merasakan gangguan. Sementara, ada orang yang bertekanan darah di atas angka tersebut dan mengalami masalah hipotensi. Faktor yang paling penting adalah adanya perubahan tekanan darah dari kondisi normal. Tekanan darah normal manusia berada pada kisaran 90/60 sampai 130/80 mm Hg, namun penurunan yang signifikan, bahkan hanya 20 mm Hg, dapat menyebabkan masalah bagi sebagian orang.

Jenis-Jenis Hipotensi

Ada tiga jenis utama hipotensi:
  1. Hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik disebabkan oleh perubahan tiba-tiba posisi tubuh, biasanya ketika beralih dari berbaring ke berdiri, dan biasanya hanya berlangsung beberapa detik atau menit. Hipotensi jenis ini juga dapat terjadi setelah makan dan sering diderita oleh orang tua, orang dengan tekanan darah tinggi dan orang dengan penyakit Parkinson.
  2. Hipotensi Dimediasi Neural (NMH dalam singkatan bahasa Inggris). NMH paling sering mempengaruhi orang dewasa muda dan anak-anak dan terjadi ketika seseorang telah berdiri untuk waktu yang lama.
  3. Hipotensi akut akibat kehilangan darah tiba-tiba (syok)

Gejala Hipotensi

Gejala tekanan darah rendah antara lain:
  1. Penglihatan kabur
  2. Kebingungan
  3. Pingsan
  4. Pusing
  5. Kantuk
  6. Lemas

Penyebab hipotensi

Penyebab hipotensi bervariasi antara lain karena:
  1. Dehidrasi.
  2. Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan, diuretik, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner, analgesik.
  3. Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung, gagal jantung.
  4. Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
  5. Perdarahan, dll. Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jika sering pingsan atau hipotensi mengganggu kualitas hidup Anda.
  6. Diabetes tingkat lanjut

Pengobatan
  1. Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak memerlukan perawatan.
  2. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah, Anda mungkin memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.
  3. Jika hipotensi ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter Anda dapat mengubah dosis atau memberikan obat yang berbeda. Jangan berhenti minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan lain untuk hipotensi ortostatik termasuk penambahan cairan untuk mengobati dehidrasi atau memakai selang elastis untuk meningkatkan tekanan darah di bagian bawah tubuh.
  4. Mereka yang menderita hipotensi jenis NMH harus menghindari pemicu, seperti berdiri untuk waktu yang lama. Pengobatan lain melibatkan banyak minum cairan dan meningkatkan jumlah garam dalam makanan. (Pengobatan ini harus atas rekomendasi dokter karena terlalu banyak garam juga dapat berbahaya bagi kesehatan).
  5. Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis. Anda mungkin akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti antibiotik.

Beberapa Tips bagi Penderita Hipotensi
  1. Banyak wanita penderita hipotensi yang memiliki tingkat zat besi sangat rendah karena menstruasi yang sangat banyak. Mintalah nasihat spesialis bila membutuhkan suplemen penambah darah.
  2. Terjatuh sangat berbahaya bagi orang tua karena dapat membuat cedera patah tulang dan komplikasi lainnya. Selalu dampingi orang tua Anda yang menderita hipotensi berat.
  3. Bila Anda merasakan gejala penurunan tekanan darah, Anda harus segera duduk atau berbaring dan mengangkat kaki Anda di atas ketinggian jantung.
  4. Jika tekanan darah rendah menyebabkan seseorang pingsan, segeralah cari perawatan medis. Jika orang tersebut tidak bernafas, segeralah lakukan pertolongan bantuan pernafasan.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-tekanan-darah-rendah-atau-hipotensi/

7 Penyebab Seseorang Bisa Pingsan



Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.

1. Reaksi saraf vagus

Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus.

Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan.

Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik, dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.

2. Perubahan tekanan darah

Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah.

Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.

3. Anemia

Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya, menstruasi berlebihan).

4. Dehidrasi

Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum.

Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.

5. Syok

Syok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah.

Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.

6. Obat

Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan.

Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.

7. Hipoglikemi

Kekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama. 
 
Tips : Apa yang harus dilakukan bila Anda merasa akan pingsan?

Sebelum pingsan, Anda biasanya merasa pening, pusing, ruangan seperti berputar, mual dan berkeringat dingin. Anda juga mungkin mengalami penglihatan kabur atau pendengaran berdesing.

Jika Anda merasa seperti akan pingsan, berbaringlah. Jika Anda tidak dapat berbaring, duduk dan berjongkoklah dengan meletakkan kepala Anda di antara lutut Anda.

Hal ini membantu mengalirkan darah ke otak Anda. Tunggulah sampai Anda merasa lebih baik sebelum mencoba berdiri. Ketika Anda berdiri, lakukanlah perlahan-lahan.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://majalahkesehatan.com/7-penyebab-pingsan/

Jantung buatan terkini yang menerapkan Teknologi Satelit

Penyakit jantung adalah pembunuh nomor satu di dunia. Menurut American Heart Association, sekitar 2.200 transplantasi jantung dilakukan di negara itu pada 2002, dan daftar tunggunya sangat panjang lantaran minimnya donor jantung. Orang pertama yang memakai jantung buatan adalah Barney Clark pada tahun 1982 dan meninggal sekitar 112 hari berikutnya. Sejak 1980-an, sejumlah proyek jantung buatan telah digelar. Namun tak ada satu pun yang berhasil memecahkan masalah infeksi dan penggumpalan darah.

Sebuah perusahaan yang didukung oleh raksasa angkasa EADS (European Aeronautic Defense and Space) dan perusahaan bedah jantung Prancis berusaha memproduksi jantung buatan ini. Carmat SA yang dibiayai oleh perusahan keuangan Truffle Capital, BUMN Perancis OSEO dan EADS melaporkan percobaan awal pada binatang dan tes laboratorium mendapatkan hasil yang menjanjikan.

Prinsip kerja jantung manusia ternyata sama dengan pesawat terbang. Patrick Coulombier, kepala operasi Carmat menyatakan sensor kecil yang digunakan untuk mengukur tekanan udara dan ketinggian pada sebuah pesawat atau satelit ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kecepatan pemompaan jantung serta tekanan pada dindingnya. Berkat teknologi tersebut, jantung “made-in” Perancis ini dapat merespons dengan cepat bila pasien membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit pasokan darah. Jantung ini diperkirakan bakal dijual seharga Rp 2 miliar. Harganya sedikit “miring” dibandingkan jantung buatan Amerika : AbioCor yang saat ini dijual dalam kisaran harga Rp 2,7 miliar.

Ahli jantung Alain Carpentier, pendiri Heart Transplant and Prostheses Laboratory di Pierre & Marie Curie University Paris, menyatakan dirinya perlu lebih dari 15 tahun untuk menyempurnakan prototipe ini. Salah satu perbaikan yang dilakukannya adalah menutupi jantung baru itu dengan jaringan alami yang diperlakukan secara khusus, atau disebut jaringan biosintesis, untuk menghindari masalah penolakan. Hal ini membuat sejumlah dokter optimistis bahwa jantung yang sebagian besar terbuat dari jaringan alami tersebut bisa melindungi pasien dari obat-obatan antipenolakan dan anti penggumpalan. Jantung buatan yang ada di pasaran saat ini tak bisa memvariasikan kecepatan pemompaan secara otomatis. Sedangkan jantung Perancis ini boleh dibilang “hidup”, dengan dua pompa pengirim darah ke dalam paru-paru dan seluruh tubuh, hampir sebaik jantung asli. Jantung buatan milik Abiomed hanya memiliki satu pompa.

Untuk memastikan jantung buatan ini mampu bekerja dengan semestinya, para ilmuwan di Carmat telah mengujinya pada domba selama tiga sampai enam bulan. Mereka juga mengecek bagaimana tubuh binatang itu bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap jantung baru itu ---walau tidak menjadikannya sebagai test seberapa lama organ jantung buatan tersebut dapat memperpanjang usia sang domba---

Jantung buatan versi Perancis ini terbuat dari bahan alami, di antaranya polimer dan jaringan babi. Material binatang itu memang telah lazim digunakan dalam katup jantung yang dicangkokkan pada manusia. Karena bersifat alami, jaringan babi tidak menyebabkan masalah penolakan atau penggumpalan, yang biasa terlihat pada perangkat atau jantung buatan.

Perusahaan biomedis itu berencana membuat 15 jantung buatan. Sebagai tahap awal, jantung buatan ini akan dicangkokkan kepada pasien yang menderita serangan jantung berat atau gagal jantung. Para dokter Perancis berharap pengetesan pada manusia bisa dimulai dalam dua sampai tiga tahun mendatang, setelah mereka mendapat persetujuan dari pihak berwenang di Prancis.

Salah satu tantangan terbesar yang masih harus dibuktikan adalah masalah suplai tenaga. Carmat menyatakan baterainya tahan sekitar 5-16 jam dan harus segera diisi ulang untuk menghindari jantung berhenti berdetak. Kini tim Carpentier mempelajari dua opsi tanpa harus memasukkan kabel ke dalam kulit untuk menghindari risiko infeksi. Sungguh diharapkan jantung buatan terkini yang akan dapat membantu menyelesaikan masalah dalam dunia kesehatan dan dapat digunakan tanpa efek samping berbahaya.

Atas eksperimen laboratorium pengujian jantung “made-in” Perancis dengan beragam skenario ---misalnya apabila seorang pasien berolahraga dan membutuhkan lebih banyak suplai darah--- Dr Douglas Zipes, mantan direktur American College of Cardiology dan dosen kardiologi di Indiana University mengakuinya andaikata detak jantung benar-benar bekerja sesuai eksperimen diatas maka sungguh menjadikannya sebagai terobosan besar.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://www.iptek.net.id/ind/

RADIASI ALAM

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua menyatakan bahwa radiasi adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang membawa tenaga melalui ruang atau antara, misal pemancaran dan perambatan gelombang elektromagnetik, gelombang bunyi; gelombang lenting; penyinaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa radiasi bukan hanya radiasi nuklir, tetapi juga radiasi lain seperti gelombang radio, gelombang televisi, pancaran sinar matahari, dll.

Banyak orang beranggapan bahwa radiasi hanya terkait dengan reaktor nuklir atau bom nuklir. Yang tidak banyak diketahui sesungguhnya adalah bahwa alam ini juga merupakan pemancar radiasi, bahkan merupakan sumber radiasi satu-satunya bagi orang yang tidak bekerja dengan reaktor nuklir, atau tidak terkena radiasi dari tindakan medis. Dalam hal radiasi nuklir, ketidakstabilan atom atau inti atomlah yang menyebabkan terjadinya pancaran radiasinya.

Radiasi yang dipancarkan alam dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu radiasi kosmis, radiasi terestrial, dan radiasi internal. Radiasi kosmik beradal dari sumber radiasi yang berada pada benda langit dalam tata surya dalam bentuk partikel berenergi tinggi (sinar kosmis); dan sumber radiasi yang berasal dari unsur radioaktif di dalam kerak bumi yang terbentuk sejak terjadinya bumi.Radiasi internal adalah radiasi yang diterima oleh manusia dari dalam tubuh manusia sendiri, dalam hal ini sumber radiasi masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman atau udara.

Radiasi kosmis

Sinar kosmis yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi menghasilkan tritium, berilium dan carbon yang radioaktif. Tak seorangpun luput dari guyuran radiasi ini meskipun jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan ketinggian.

Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar karena semakin sedikit lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih banyak daripada yang di permukaan laut. Orang yang bepergian dengan pesawat terbang juga menerima lebih banyak radiasi.

Di bawah ini adalah data yang diperoleh oleh satu badan internasional di bawah PBB yang meneliti masalah efek radiasi (UNSCEAR). Laju dosis diberikan dalam mikrosievert per jam, di mana 1 mikro sama dengan sepersejuta. 
 
 
Misalnya ada seseorang bepergian dari Jakarta ke Yogyakarta menggunakan pesawat terbang dengan waktu tempuh kira-kira 1 jam dengan ketinggian jelajah sekitar 12000 m, maka orang itu akan memperoleh radiasi kosmis sebesar 5 mikrosievert. Batas dosis masyarakat umum adalah 5 milisievert per tahun atau 2,4 mikrosievert per jam. Jadi orang itu telah menerima radiasi lebih dari 2 kali nilai batas. Meskipun demikian, orang ini belum tentu akan menderita kanker akibat tambahan radiasi ini.


Radiasi terestrial

Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur turunan dari Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini berbeda-beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu berbeda jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kira-kira 95 persen populasi tinggal di daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara 0,3-0,6 milisievert per tahun (bandingkan: nilai batas dosis pekerja radiasi adalah 50 milisievert per tahun, untuk masyarakat umum 5 milisievert per tahun). Sekitar tiga persen populasi dunia menerima dosis 1 milisievert per tahun atau lebih.

Ada beberapa tempat di dunia ini yang memiliki tingkat radiasi dari kerak bumi yang sangat tinggi tetapi tingkat insiden orang terkena kanker rendah. 
 
 
Menurut perhitungan UNSCEAR, penduduk bumi menerima radiasi dari kerak bumi ini kira-kira 350 mikorosievert per tahun.

Radiasi internal

Manusia juga menerima pancaran radiasi dari dalam tubuhnya sendiri. Unsur radioaktif ini kebanyakan berasal dari sumber kerak bumi yang masuk melalui udara yang dihirup, air yang diminum ataupun makanan. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini kebanyakan berupa tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-210. Radiasi internal ini umumnya merupakan 11% total radiasi yang diterima seseorang.

Penduduk di tempat paling utara di bumi menerima radiasi internal dari Polonium-210 kira-kira 35 kali nilai rata-rata dari daging kijang yang mereka makan. Penduduk di daerah Australia Barat yang kaya dengan uranium menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai rata-rata dari daging domba, kangguru dan offal yang mereka konsumsi.

Seseorang yang ada di dalam gedung atau rumah dapat menerima radiasi dari sumber yang ada dalam bahan bangunan. Sumber radiasi yang terutama di sini adalah radon yang merupakan gas turunan peluruhan Uranium-238 dan Thorium-232. Yang berbahaya dari gas radon ini adalah anak turunannya yang akhirnya menjadi timah hitam yang stabil. Di daerah yang beriklim dingin, konsentrasi radon di dalam rumah bisa lebih tinggi daripada di luar, akan tetapi di daerah tropis konsentrasi di dalam maupun di luar bisa sama (karena kondisi rumah yang terbuka). Radiasi yang diterima dari radon ini kira-kira 50% dari total radiasi yang diterima dari alam.

Radiasi dari tindakan medis

Radiasi dari tindakan medis merupakan radiasi yang berasal dari sumber buatan manusia, jadi sesungguhnya bukan merupakan radiasi dari alam. Radiasi dari tindakan medis ini dituliskan di sini sebagai pembanding.

Dalam bidang kedokteran radiasi digunakan sebagai alat pemeriksaan (diagnosis) maupun penyembuhan (terapi). Pesawat sinar-X atau Roentgen merupakan alat diagnosis yang paling banyak dikenal dan dosis radiasi yang diterima dari roentgen ini merupakan dosis tunggal (sekaligus) terbesar yang diterima dari radiasi buatan manusia. Dalam sekali penyinaran sinar-X ke dada, seseorang dapat menerima dosis radiasi total sejumlah 35-90 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi memberikan dosis total kira-kira 3 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran radiasi untuk penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-kira ribuan kali dari yang diterima dari alam.

Meskipun dosis radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi, orang masih mau menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada iesikonya.

Radiasi dari reaktor nuklir

Banyak orang beranggapan bahwa tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir akan menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam reaktor terdapat banyak sekali unsur radioaktif, tetapi sistem keselamatan reaktor membuat jumlah lepasan radiasi ke lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang yang tinggal di radius 1-6 km dari reaktor menerima radiasi tambahan tak lebih daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai ini jauh lebih kecil daripada yang diterima dari alam (kira-kira 2 milisievert per tahun) atau 1/400 nilai radiasi dari alam.

Radiasi yang dipancarakan dari PLTN sesungguhnya lebih kecail daripada radiasi dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara maupun minyak. Radiasi yang diterima orang per orang di sekitar PLT Batubara bisa 3 kali lebih tinggi daripada yang diterima dari PLTN.
 
Sumber dosis radiasi
 

Sumber

Berbagai sumber :
  1. www.batan.go.id Credit By Sudi Ariyanto

RADIASI DOSIS RENDAH: MENGUNTUNGKAN?

Awal perkenalan umat manusia dengan radiasi pengion dimulai ketika Wilhelm C. Roentgen (1845 - 1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 menemukan sejenis sinar aneh yang selanjutnya diberi nama sinar-X. Selang satu tahun dari penemuan sinar-X tersebut, fisikawan Perancis Antonie Henry Becquerel menemukan unsur Uranium (U) yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Untuk selanjutnya bahan yang memiliki sifat seperti itu disebut bahan radioaktif.

Dua tahun kemudian, pasangan suami-istri ahli kimia berkebangsaan Perancis Marie Curie dan Piere Curie menemukan unsur Polonium (Po) dan Radium (Ra) yang memperlihatkan gejala yang sama seperti Uranium.

Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun demikian, upaya perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum mendapatkan perhatian yang serius.

Studi intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh para ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui bahwa radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi. Dengan demikian manusiapun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman terhadap kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik dalam bentuk munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang yang sel somatiknya terkena penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak dialami oleh yang bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut mempunyai peluang untuk menderita cacat genetis.

Studi epidemilogi efek biologi dari radiasi pengion yang telah dilakukan melibatkan tidak kurang dari dua juta orang dewasa dan anak-anak. Studi tersebut dilakukan terhadap mereka baik yang menerima paparan radiasi dari alam di atas normal, para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, para korban kecelakaan fasilitas nuklir (PLTN Chernobyl misalnya) termasuk mereka yang masih di dalam kandungan sewaktu terjadi kecelakaan, serta para pekerja radiasi dan penduduk di sekitar suatu instalasi nuklir.

Hormesis Radiasi

Data epidemilogi mengenai efek radiasi dosis rendah sebagai penyebab timbulnya kanker dan kerusakan genetik masih minim. Di lain pihak beberapa pakar biologi radiasi dapat menunjukkan bukti-bukti tentang adanya efek merangsang (stimulatif) akibat paparan radiasi dosis rendah yang disebut hormesis. Fenomena hormesis ini sebenarnya sudah lama dikenal dalam ilmu obat-obatan (farmakologi). Dalam hal ini hormesis mengandung pengertian bahwa suatu zat yang dalam jumlah banyak bersifat racun tetapi dalam jumlah sedikit bersifat sebagai perangsang kehidupan. Obat-obatan para prinsipnya tersebut dari bahan-bahan kimia yang bersifat racun bagi tubuh, namun dengan pengaturan dosis yang tepat, obat-obatan justru bermanfaat bagi tubuh. Bertitik tolak dari pengertian ini maka hormesis radiasi mengandung pengertian bahwa radiasi dosis rendah bersifat mampu memberikan efek yang menguntungkan bagi kehidupan.

Hipotesa tentang adanya hormesis radiasi muncul setelah dilakukan penelitian terhadap organisme ber-sel tunggal hingga tumbuh-tumbuhan dan binatang bersel banyak seperti serangga, ikan dan mamalia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa paparan radiasi dosis rendah memberikan efek perbaikan terhadap binatang maupun tumbuhan percobaan dalam bentuk tingkat kesuburan, kesehatan, peningkatan umur rata-rata binatang percobaan, kemampuan penyembuhan luka, kerentanan terhadap penyakit. Ketahanan terhadap infeksi dan lain-lain.

Sementara data-data tentang adanya hormesis pada binatang percobaan cukup banyak, hormesis radiasi terutama bagi manusia hingga kini masih menjadi ajang perdebatan bagi para pakar biologi radiasi. Hal ini disebabkan belum lengkapnya data yang mendukung kesimpulan ke arah sana. Meskipun demikian, data-data epidemiologi yang telah terkumpul hingga saat ini cukup menunjukkan bahwa hormesis dapat juga terjadi pada manusia. Data epidemiologi tersebut berupa data dari korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki dan penduduk yang tinggal pada daerah dengan radiasi latar alamiah lebih tinggi dibandingkan dengan radiasi latar alamiah normal, seperti penduduk di Propinsi Guangdong (RRC) dan Pantai Kerala (India).

Para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang selamat hingga kini masih terus dipantau dan menjadi obyek penelitian oleh para ahli. Dari data yang dikumpulkan selama 24 tahun sejak tahun 1958 hingga 1982 menunjukkan bahwa sejumlah korban yang diperkirakan menerima radiasi dengan dosis antara 0,12 – 0,36 Sievert justru tercatat tingkat kematiannya akibat leukemia paling minim dibandingkan penduduk lain yang tidak menerima paparan radiasi pada saat terjadi ledakan bom atom.

Dari Cina juga dilaporkan status kesehatan lebih dari 20.000 penduduk di kota Yangjang, propinsi Guangdong. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa radiasi latar di daerah itu ternyata tiga kali lebih tinggi dibandingkan radiasi latar daerah-daerah lainnya. Data mengenai status kesehatan penduduk yang menempati daerah tersebut turun temurun dikumpulkan dari tahun 1972 – 1975 dan dibandingkan dengan status kesehatan penduduk daerah lain yang radiasi latar alamiahnya normal. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa frekwensi ditemukannya kanker ternyata lebih rendah pada penduduk di daerah radiasi latar tinggi dibandingkan dengan penduduk di daerah dengan radiasi latar rendah. Demikian halnya dengan data yang terkumpul dari Pantai Kerala di India. Lebih dari 130.000 penduduk tinggal di daerah ini dengan radiasi latar alamiah 3 hingga 10 kali di atas normal. Namun harapan hidup penduduk di Kerala ternyata 10 – 15 tahun lebih panjang dari pada harapan hidup rata-rata penduduk India. Dari beberapa data epidemiologi yang berhasil dikumpulkan inilah beberapa pakar radiobiologi menduga adanya hormesis radiasi pada manusia.

Dengan ditemukannya fenomena hormesis ini maka saat ini ada dua anggapan yang saling bertolak belakang tentang efek radiasi dosis rendah. Anggapan pertama mengatakan bahwa sekecil apapun dosis radiasi yang diterima tubuh dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan sel sehingga memberikan peluang timbulnya kanker maupun kerusakan genetik. Anggapan pertama ini tetap dipegang teguh oleh Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi (ICRP). Bahkan data-data tentang adanya hormesis radiasi yang ditemukan oleh ICRP sendiri hanya dianggapan sebagai penyimpangan dan tidak pernah dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Anggapan kedua mengatakan bahwa radiasi dosis rendah justru dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi kehidupan. Anggapan ini didasarkan pada dugaan bahwa makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada suatu lingkungan yang dosis radiasinya lebih tinggi dari radiasi latar alamiah. Paparan radiasi tersebut mampu merangsang fungsi-fungsi sel dalam mengurangi kerusakan akibat paparan radiasi berikutnya, jadi ada semacam proses imunisasi yang terjadi pada sel, dlam hal ini kerusakan sel akibat paparan radiasi akan diimbangi bukan hanya dalam bentuk perbaikan kembali sel yang rusak melainkan juga ketahanan sel terhadap kerusakan akibat paparan radiasi berikutnya.

Jika dugaan adanya efek hormesis dari paparan radiasi dosis rendah terhadap tubuh manusia benar adanya, maka penerimaan radiasi dosis rendah oleh tubuh manusia tidak perlu dicemaskan, misal dosis yang diterima karena seseorang bekerja dengan radiasi atau berada di medan radiasi. Hasil akhir dari paparan radiasi dosis rendah ini justru menguntungkan. Artinya, radiasi pengion ternyata tidak selalu menimbulkan efek biologi negatif bagi organisme. Namun untuk meyakinkan kebenaran fenomena hormesis itu masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan menyeluruh sehingga diperoleh data-data pendukung baru yang dapat memperkuat dugaan itu.

Sumber

Berbagai sumber :
  1. www.batan.go.id Credit By Mukhlis Akhadi

Selasa, 24 Mei 2011

RENOGRAF DUAL PROBES SEBAGAI PENDETEKSI FUNGSI GINJAL

Perkembangan Renograf

Teknik Renografi untuk memeriksa fungsi ginjal telah dikenal sejak tahun 1950-an. Teknik ini pada awalnya menggunakan dua buah detektor (probes) dengan keluaran berupa kurva urodinamik/renogram pada kertas chart recorder. Teknik dual probes sempat terdesak dengan berkembangnya teknologi kamera gamma yang dpat menyajikan citra (image) dan sekaligus data pendukung diagnotik yang lebih baik. Dengan perkembangan elektronika dan penguasaan teknologi komputer saat ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional telah berhasil mengembangkan perangkat renograf berbasis komputer personal (PC). Sistem ini telah tervalidasi pada Workshop on Refurbishing of Aged Renograph and Thyroid Up Take System di Yangon, Myanmar, Januari 2001, yang disponsori oleh International Atomic Energy Agency. Meskipun tidak menjanjikan pencitraan (imaging), namun teknik berbasis komputer ini selain mampu memberikan kurva renogram yang dapat disimpan dalam bentuk data digital, juga memberikan parameter hasil olahan perangkat lunak sebagai data pendukung diagnostik yang akurat.

Waktu yang diperlukan untuk persiapan dan pemeriksaan pasien relatif singkat. Dosis isotop yang lebih aman (seperempat dari yang diperlukan pada penggunaan kamera gamma), kelengkapan perangkat lunak (software) yang mudah digunakan (user friendly) dan kesederhanaan alat yang tidak memerlukan personil terdidik khusus (high skill personnel) untuk pengoperasian dan perawatan alat, serta biaya investasi yang kurang dari sepersepuluh kamera gamma, sehingga biaya operasional per pasien sangat ekonomis. Renograf Dual Probes sesuai untuk rumah sakit kecil yang belum memiliki kamera gamma, ataupun rumah sakit sibuk yang berusaha mengurangi beban penggunaan kamera gamma yang telah ada untuk pemeriksaan ginjal.

Tabel 1 : Dosis Orangn Dewasa untuk Renografi

Overview Mengenai Renografi

Pada dasarnya metoda renografi adalah memonitor kedatangan, sekresi, ekskresi (arrival, uptake, transit and elimination) dari radiofarmaka pada ginjal sesaat setelah injeksi intravena. Pemonitoran dari luar tubuh ini dimungkinkan karena radiofarmaka yang digunakan mengandung isotop yang memancarkan radiasi gamma. Hasil pengukuran adalah berupa kurva renogram.

Fisiologis renogram (normal) terdiri atas 3 segmen (fase) :
Fase I :
Memberikan informasi tentang kapasitas respon renovaskuler. Kurva memiliki up-slope yang tajam dan berlangsung cepat (sekitar 30 detik).
Fase II :
Memberikan informasi tentang kapasitas uptake, konsentrasi dan sekresi jaringan parenchym ginjal (nephron). Kurva memiliki up-slope yang lebih landai dan berlangsung kurang dari 5 menit.
Fase III :
Memberikan informasi tentang kapasitas ekskresi atau eliminasi kedua ginjal. Kurva menurun (downslope) dimulai dari puncak fase II sampai akhir pemeriksaan.

Ketiga fase merupakan refleksi keadaan urodinamik kedua ginjal. Gangguan pada masing-masing fase memiliki makna klinis yang berbeda. Walaupun secara komprehensip dapat saling mempengaruhi.

Tipikal Pola-pola Renogram

pola pola renogram untuk kondisi ginjal tertentu
Indikasi Pemeriksaan

Indikasi pemeriksaan (renografi) dapat dilakukan atas permintaan dokter untuk pasien dengan berbagai latar belakang klinis gangguan fungsi ginjal. Renografi dalam sistem pelayanan kesehatan dapat berperan sebagai sarana screening diagnostic maupun sebagai sarana pemantauan hasil pengobatan/tindakan medis.

Metode Pemeriksaan

Persiapan
Persiapan peralatan, yakinkan peralatan telah disiapkan sesuai radiofarmaka yang akan digunakan (setting LLD-ULD) dan telah dilakukan uji kesetabilan (chi-square test). Berikan kepada pasien air minum (hydrate) sebanyak 250 s/d 500 ml sebelum prosedur pemeriksaan. Pasien diminta buang air kecil sebelum pengaturan posisi pemeriksaan. Isikan data pasien pada form file baru (pada komputer).

Prosedur :
Atur posisi pasien (duduk atau tiduran), arahkan masing-masing probe ke ginjal kiri dan kanan, pasien diminta untuk tidak menggerakkan punggung selama pemeriksaan. Ketepatan posisi dan pengaturan arah probe sangat menentukan keberhasilan pengukuran. Kunci posisi kursi/tempat tidur pasien dan detektor probes agar tidak berubah selama pengukuran. Injeksikan radiofarmaka secara intravena pada lengan kanan atau lengan kiri pasien (gunakan bolus teknik), serentak dengan injeksi mulailah pengukuran. Pengukuran berlangsung selama 18 s/d 20 menit dan dapat diperpanjang sampai 40 menit apabila diperlukan.

Diskripsi Peralatan

A. Perangkat Keras : 
Bagian utama dari perangkat keras peralatan renograf adalah :
  1. Detektor Probes
    Detektor yang digunakan sebagai probes adalah jenis Scintilasi (Nal(TI)). Detektor dilengkapi dengan kolimator dari bahan timbal untuk mengarahkan ke masing-masing ginjal dan menghindari cross talk antar ginjal, serta menekan gangguan latar (back ground). Probes ini dapat terpasang secara khusus pada kursi pasien, maupun pada statif tegak. Dengan statif tegak nenubgkinkan penggunaan sistem ini untuk keperluan lain, misalnya dengan perangkat lunak khusus sebagai pengukur Thyroid Uptake, atau untuk keperluan prosedur lain yang dikembangkan lebih lanjut.
  2. Catu daya detektor dan unit pemroses sinyal.
    Catu daya detektor memberikan tegangan tinggi (sekitar 1000 VDC) yangdiperlukan untuk operasi detektor. Pemroses sinyal memperkuat sinyal dari detektor, membentuk sinyal menjadi pulsa gaussian, memisahkan pulsa sesuai pilihan energi isotop dengan teknik Single Channel Analyzer (SCA), serta mencacah pulsa per 4 detik. Saat ini unit detektor terdiri dari Modul Tegangan Tinggi dan Add-On Card untuk ISA bus. Untuk mengikuti trend perkembangan komputer sedang dikembangkan modul akuisis data dengan memanfaatkan teknologi Universal Serial Bus (USB)

Perangkat keras renograf dual probes

B. Perangkat Lunak (software)
Tersedia beberapa versi software yang digunakan dengan sistem operasi DOS, Window 98, dan Window XP. Versi DOS memungkinkan pemanfaatan komputer lama jenis 486, sedangkan versi Windows yang memerlukan PC Pentium (dengan memori minimum 16 MB untuk Window 98 dan 32 MB untuk Window XP) lebih menawarkan kemudahan bagi operator (user friendly). Operasi perangkat lunak renograf mengharuskan operator setiap hari melakukan uji kualitas alat (spectum check, ULD-LLD setting, Chi-Square Test) sebelum digunakan untuk pemeriksaan pasien. Secara umum aplikasi renograf terdiri dari : akuisisi data pasien baru, menyimpan data pasien, membuka kembali/memeriksa/menganalisa file data pasien, dan mencetak data hasil pemeriksaan. Parameter yang ditampilkan meliputi cacah (count) maksimum masing-masing ginjal beserta waktu pencapaiannya, waktu pencapaian 2/3 dan T1/2, reno indeks, up-take relatif, serta cacah pada menit ke sepuluh.

Tampilan perangkat lunak Reno XP


Sumber

Berbagai sumber :
  1. www.batan.go.id
  2. www.infonuklir.com
  3. http://warintek.ristek.go.id/

PERANGKAT DIAGNOSTIK UJI TANGKAP KELENJAR GONDOK

Thyroid Up-Take Counter adalah suatu perangkat atau alat untuk mempelajari kecepatan kelenjar gondok (thyroid gland) dalam mengakumulasi dan melepaskan iodium yang menjadi komponen utama dalam pembentukan hormon tiroksin yang berguna bagi metabolisme tubuh melalui suatu prosedur kedokteran nuklir.

Perangkat Diagnostik Uji Tangkap Kalenjar Gondok ( Thyroid Up-Take Counter )

Dalam prosedur ini digunakan isotop iodium-131 sebagai perunut yang biasanya dalam bentuk kapsul setelah melalui kendali kualita yang ketat. Kapsul aktif ini diukur aktivitasnya dengan alat tersebut (sebagai referensi standar), dan kemudian diberikan kepada pasien secara oral. Secara in-vivo pada interval waktu tertentu isotop iodium yang terakumulasi pada kelenjar gondok diukur aktivitas bersihnya (yaitu aktivitas setelah dikurangi aktivitas latarnya/background), selanjutnya data ini tercatat secara otomatis dalam komputer.

Hasil pengukuran aktivitas setelah pemberian kapsul iodium dibandingkan dengan referensi, merupakan kurva persentasi radioaktivitas iodium yang terukur dalam kelenjar dan polanya seperti terlihat pada gambar kurva fungsi thyroid.

Kurva fungsi Thyroid
Kurva yang terbentuk menunjukkan uji dinamik fungsi tangkap kelenjar gondok/thyroid terhadap iodium dalam proses pembentukan dan pelepasan hormon, serta interaksinya dengan kelenjar pituitary.

Kurva-kurva tersebut memperlihatkan persentasi fungsi thyroid (tangkap kelenjar gondok terhadap iodium), antara lainkurva nomor :
1. Menunjukkan Thyroid
2. Menunjukkan hypothyroid
3. Menunjukkan hyperthyroid
4. Menunjukkan hyperthyroid severe
5. Menunjukkan organification defect

Nilai normal tangkapan thyroid bervariasi dari 8 sampai 80%. Nilai normal setelah pemberian dosis 2-4 jam adalah 10-30%, sedangkan untuk 24 jam adalah 25-55%, dan untuk 48 jam adalah 30-60%. Persentasi tangkapan pada 2-4 jam pertama adalah sangat berguna untuk mendiagnosis hyperthyroid, sedangkan pada 24 jam dan diatasnya sangat berguna untuk hyperthyroid, karena pada saat itu aktifitas background pada jaringan non-thyroid telah menurun.

kartu elektronik akuisisi data


Sumber

Berbagai sumber :
  1. www.batan.go.id
  2. www.infonuklir.com
  3. http://warintek.ristek.go.id/

Mammografi Sebagai Pendeteksi Kanker Payudara

Setelah kita membahas pesawat sinar-X dan MRI, kini akan kita bahas lagi mengenai suatu alat yang tidak kalah pentingnya pada dunia medis. Alat itu adalah Mammograf / Mammogram. Sementara prosesnya adalah Mammografi. Untuk lebih jelasnya langsung aja kita bahas.


Apa itu Mammografi ?

Mammografi merupakan suatu tes yang aman untuk melihat adanya masalah pada payudara perempuan. Tes ini menggunakan mesin khusus dengan sinar X dosis rendah untuk mengambil gambar kedua payudara. Hasilnya direkam dalam suatu film sinar X atau langsung menuju komputer untuk dilihat oleh seorang ahli radiologi. Mammogram memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas benjolan pada payudara dan perubahan di jaringan payudara. Mammogram dapat menunjukkan benjolan kecil atau pertumbuhan yang tak teraba baik oleh dokter atau perempuan itu sendiri ketika melakukan pemeriksaan payudara. Mammografi adalah alat skrining terbaik yang dimiliki dokter untuk menemukan kanker payudara. Jika suatu benjolan ditemukan, maka dokter Anda akan melakukan tes-tes lainnya seperti USG atau biopsi, yaitu suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dicari adanya kanker atau perubahan-perubahan yang dapat menunjukkan bahwa terdapat adanya kanker. Benjolan atau pertumbuhan di payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas (kanker). Jika kanker payudara ditemukan secara dini berarti perempuan tersebut memiliki kemungkinan bertahan (survival) dari penyakit ini lebih baik. Selain itu lebih banyak pilihan terapi yang tersedia bila kanker payudara ditemukan dini.

Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin.
sumber : wikipedia

Sebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mammogram menggunakan radiasi ion untuk menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisa gambar untuk menemukan adanya pertumbuhan yang abnormal. Walaupun teknologi mammografi telah banyak mengalami kemajuan dan inovasi, ada komunitas medis yang meragukan penggunaan mammografi karena tingkat kesalahan yang masih tinggi dan karena radiasi yang digunakan dapat menimbulkan bahaya.

Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi (missed cancer). Hal itu disebabkan antara lain oleh jaringan normal yang lebih tebal disekitar kanker, atau menutupi jaringan kanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat.

Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar terbaik untuk screening dini kanker payudara. Ultrasound, Ductography, dan Magnetic Resonance merupakan beberapa teknik lain yang juga digunakan untuk memperkuat hasil mammografi. Ductogram digunakan untuk mengevaluasi darah yang keluar dari puting. Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk evaluasi lanjutan atau sebelum operasi untuk melihat adanya daerah abnormal lainnya.

Mammograf



Apakah terdapat jenis mammogram yang berbeda-beda?

  1. Skrining mammografi dilakukan untuk perempuan yang tidak mempunyai gejala-gejala kanker payudara. Ketika usia Anda mencapai 40, Anda sebaiknya menjalani mammografi setiap satu atau dua tahun.
  2. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang perempuan memiliki gejala-gejala kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara. Mammogram ini memakan waktu lebih lama karena gambar payudara yang diambil lebih banyak.
  3. Mammogram digital mengambil gambaran elektronik payudara dan menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker daripada film sinar X.


Bagaimana mammografi dilakukan?

Pasien berdiri di depan mesin sinar X khusus. Orang yang mengambil foto rontgen, disebut teknisi radiologi, meletakkan payudara Anda (satu per satu) di antara dua bidang plastik. Bidang ini kemudian menekan payudara untuk meratakannya. Anda akan merasakan tekanan pada payudara selama beberapa detik. Ini akan membuat merasa tidak nyaman. Anda mungkin merasa diperas atau dijepit. Tetapi, semakin rata payudara Anda, makin baik gambarnya. Paling sering dua gambar diambil dari masing-masing payudara, satu dari samping dan satu dari atas. Mammogram skrining memakan waktu sekitar 15 menit dari awal sampai akhir.

Proses mammografi


Mengapa Mammografi diperlukan ?


Melalui pemeriksaan Mammografi, angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan sampai dengan 30%. Dalam metode Mammografi, Sinar X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga metode ini relatif aman, dan pelaksanaannya relatif mudah.

Tanda tanda kanker payudara dan gejalanya :

1. Terdapat perubahan kulit payudara, menjadi berkerut seperti kulit jeruk.
2. Adanya benjolan pada payudara, baik yang disertai rasa nyeri maupun tidak.
3. Adanya cairan atau darah yang keluar dari puting payudara.
4. Adanya rasa tidak enak disekitar payudara.

Sebaiknya, wanita yang memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara, dapat melakukan pemeriksaan Mammografi.

Adapun, wanita yang beresiko tinggi terhadap kanker payudara, yaitu :
1. Wanita yang tidak menikah.
2. Wanita yang berumur 35 tahun keatas.
3. Wanita yang tidak mempunyai anak.
4. Wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
5. Wanita yang melahirkan anak pertama pada usia diatas 30 tahun.
6. Wanita pada masa menopause.

Kiri : Normal, Kanan: Ada Kanker
 


Masalah apa yang bisa terjadi dengan mammogram?

Seperti halnya tes medis lainnya, mammogram memiliki keterbatasan, meliputi:
  1. Mammografi merupakan bagian dari pemeriksaan payudara lengkap. Dokter Anda harus melakukan pemeriksaan payudara. Jika mammogram menunjukkan sesuatu yang abnormal, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan lainnya.
  2. “Negatif palsu” dapat terjadi. Artinya, semuanya terlihat normal tetapi sebenarnya terdapat kanker. Negatif palsu jarang terjadi. Perempuan yang lebih muda lebih cenderung mendapatkan hasil mammogram negatif palsu daripada perempuan yang lebih tua. Hal ini disebabkan jaringan payudara lebih padat sehingga kanker lebih sulit terlihat.
  3. “Positif palsu” dapat terjadi. Hal ini terjadi ketika hasil mammogram menunjukkan adanya kanker, walaupun sebenarnya tidak ada. Positif palsu lebih sering terjadi pada perempuan yang lebih muda daripada perempuan yang lebih tua.

 
Kalo pengen tau lebih jauh tentang cara kerja mammogram, saksikan video berikut :



Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Mammografi
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/Mammography
  3. http://1tahitiannoni.com/deteksi-dini-dengan-mammografi-2/
  4. http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/mendeteksi-kanker-payudara-dengan-melakukan-pemeriksaan-mammografi/
  5. http://id.shvoong.com/business-management/health-care-management/2035819-mammografi-deteksi-dini-kanker-payudara/
  6. http://www.sehatgroup.web.id/?p=404
  7. http://www.medicalera.com/info_answer.php?thread=4244
  8. http://pondokibu.com/kesehatan/sekilas-tentang-mamografi/
  9. http://youtu.be/2t_lW_PICl4

Senin, 23 Mei 2011

MRI dan Perkembangannya

Ok, setelah sebelumnya kita membahas tentang pesawat sinar-X, mari kita bahas tentang alat lain yang biasa digunakan dalam dunia medis yaitu MRI. Untuk orang awam tentang medis mungin alat ini benar benar asing, kecuali bagi orang yang udah sering bolak balik masuk rumah sakit :p. Langsung aja kita bahas tentang MRI dari awal penemuan, cara kerja, dan lain lainnya. Cekidot.



Apakah itu MRI ?

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan perinsip resonansi magnetic inti atom hydrogen. Untuk mengetahui lebih lanjut, Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Gambar MRI


Perkembangan MRI

Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.

Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging ( MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.


Cara Kerja MRI

Seperti yang kita ketahui bahwa Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air ( H2O) yang mengandung 2 atom hydrogen yang memiliki no atom ganjil ( 1) yang pada intinya terdapat satu proton. Inti hydrogen merupakan kandungan inti terbanyak dalam jaringan tubuh manusia yaitu 1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi tertinggi dalam jaringan 100 mmol/ Kg dan memiliki gaya magnetic terkuat dari elemen lain.

Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut. Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien terdapat kanker yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh manusia.

Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay (FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tingkatan Energi Sebuah Inti Atom dengan Nomer Spin
Quantum 3
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah medan magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam medan magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya dapat diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID yang akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Presisi inti atom Hidrogen ketika diberikan pulse berupa medan
magnet dengan frekuensi berubah-ubah

Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer dalam bentuk radiograf.


Diagram Blok Proses MRI




Instrumen MRI

Penampang MRI



Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
  1. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut ; 
  2. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu :a)      Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal
    b)      Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
    c)       Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
    Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik;
     
  3. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta mendeteksi sinyal  
  4. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra  
  5. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk menyimpan citra   


Keunggulan MRI


Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas imejing mutakhir yang berkembang pesat sejak diaplikasikan secara klinik pada ± tahun 1980. Seperti pendahulunya (CT Scan), MRI juga merupakan modalitas imejing dengan dasar computer yang menampilkan potongan penampang tubuh sesuai yang kita kehendaki.

Kelebihan dari MRI ini dibandingkan dengan modalitas imejing terdahulu (konvesional, CT, USG) antara lain adalah kemampuan menampilkan detail anatomi secara jelas dalam berbagai potongan (multiplanar) tanpa mengubah posisi pasien.Selain itu hasil pencitraan yang dihasilkan oleh MRI lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan radiasi, memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien, tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai fungsi organ tertentu secara dinamik (Functional MRI), untuk menilai distribusi darah baik di otak maupun di jantung (Perfusion Imaging) serta melihat metabolisme yang ada didalam sebuah tumor (Spectroscopy Imaging).

Berikut merupakan beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan yaitu :
  1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
  2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
  3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
  4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
  5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Mengingat MRI bersifat non invasive,sehingga karena hal tersebut dalam pemeriksaan menggunakan MRI tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien serta dengan menggunakan MRI memberikan informasi yang baik keadaan jaringan lunak, hal tersebut disebabkan karena jaringan lunak yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Dengan prinsip kerja dari MRI adalah inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (pasien) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom hidrogen ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada, sehingga benar adanya bila dengan menggunakan MRI didapatkan pencitraan jaringan lunak yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan CT scan.

Selain itu, Berbeda dengan CT Scan yang menggunakaan radiasi pengion, maka pada MRI didasarkan pada interaksi antara gelombang radio dan inti hydrogen tubuh oleh adanya medan magnet yang kuat. Sejak diaplikasikan secara klinik, MRI telah berkembang cepat dan dalam waktu relative singkat telah menjadi modalitas imejing yang memberikan kontribusi yang besar dalam diagnosa khususnya dalam pemeriksaan musculoskeletal system, sumsum tulang, tulang rawan, ligamentum, otot, meniscus, dll.


Apakah pemeriksaan dengan MRI aman ?

Prosedur MRI tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan dan sebagainya. Namun karena berada di medan magnet yang besar,pada saat pemeriksaan berlangsung akan dapat menarik benda-benda yang bersifat logam, dan menyebabkan tempatnya bergeser .Bisa dibayangkan jika letaknya di dalam tubuh maka akan dapat melukai pasien. Oleh karena itu sangatlah penting diingatkan kepada pasien untuk melepas benda-benda yang bersifat logam sebelum pasien menjalani pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI tentu saja mengharuskan operator atau staf radiologi untuk mengetahui keberadaan benda-benda logam di dalam tubuh dengan menanyakan riwayat operasi atau riwayat kesehatan pasien sebelumnya. Benda-benda logam yang ditanamkan di dalam tubuh (implant) antara lain dapat berupa clip pada operasi aneurisma, pacemaker pada jantung, alat bantu dengar (hearing-aid), gigi palsu, dan sebagainya. Pada pasien dengan keadaan-keadaan tersebut diatas prosedur MRI dapat dibatalkan karena takut akan melukai pasien.


Hasil Pencitraan dari MRI


Hasil citra seluruh badan
Hasil citra kepala

Hasil citra lutut
Untuk lebih jelas tentang cara kerja MRI, kalian dapat melihatnya pada video dibawah ini :


Sumber

Berbagai sumber :
  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging
  2. http://vivi06fisika.wordpress.com/2010/03/26/instrumentasi-mri/
  3. http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=72
  4. www.media.litbang.depkes.go.id Credit By Mulyono Notosiswoyo , Susy Suswati
  5. http://fisikamedisui07.blogspot.com/2010/03/magnetic-resonance-imaging.html Credit By Melati A.F
  6. http://youtu.be/6_2D3Lh1v74

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger